Akankah Rahim Murka kepada Peluru

Dalam hidup, kita kerap dihadapkan pada ujian yang memaksa langkah menyeberang batas diri, menanggung risiko yang mengguncang dada. Keadaan kerap menjelma perih, duka, dan sakit yang paling anyir; luka-luka yang menyeruak tanpa permisi. Lantas, bagaimana jika ruang untuk jujur dibungkam begitu saja? Tidak semua luka patut dipasung dalam diam. Ada pembelajaran agung dari kisah orang lain yang bisa kita jadikan cermin: tentang risiko dan keputusan, tentang sebab dan akibat, tentang hikmah yang tak selalu tampak oleh mata pertama.

Bukan hanya kebahagiaan yang pantas diucapkan. Ada kalanya kita perlu memecah senyap, keluar dari ruang sunyi yang menahan napas, lalu berbicara seperlunya, secukupnya, serelanya.

Kita sering memandang pelacur sebagai sosok yang terlampau hina, tanpa pernah menengok betapa mungkin hatinya justru paling suci. Setiap perempuan, apa pun kisah yang melekat pada namanya, layak diistimewakan. Mereka manusia yang berhak menemukan ketenangan, bahkan ketika hiruk pikuk dunia menjerat relung-relung terdalam yang tersembunyi dari pandangan.

Dan kepada siapa pun yang merasa melacurkan dirinya dengan tubuh, hati, atau pilihan hidup. Ketahuilah: Tuhan selalu menunggu kepulanganmu… dengan pintu yang tak pernah tertutup.

Malang, 19 November 2025

Saka Saputra