Tulis Karyamu

Klik di bawah ini agar naskahmu dibaca banyak orang!
*Silakan konfirmasi ke 0859 3225 4105 setelah mengirim naskah

*naskah akan kami upload setelah lolos seleksi

*rutin kirim naskah cerpen (20+ naskah); opini & berita (15+ naskah); puisi (40+ naskah); cerita fabel (25+ naskah); dan diary (20+ naskah) akan mendapatkan voucher diskon penerbitan.

Tulis Cerita Fabelmu
Tulis Cerita Pendekmu
Tulis Puisimu
Tulis Dairymu
Tulis Berita mu

CERITA PENDEK

Takdir dan kita Katarina M.

Takdir dan kita

Katarina M.

Arka tahu jika ingin memiliki kisah cinta yang membahagiakan haruslah dimulai dari cinta yang tulus. Bertahun-tahun ia mengincar Anna, bahkan sampai menikah pun cinta Arka tak pernah berubah. Mereka sudah sama-sama menikah dengan orang lain, tapi katanya tak bahagia. Arka merasa bahwa Anna  adalah orang yang tepat untuknya. Ia terus menunggu kesempatan itu hadir dalam hidupnya.

Arka tak bisa melupakan Anna. Anna ragu apakah Arka mendekatinya hanya karena nafsu atau cinta. Terkadang, sulit dibedakan. Tapi Arka tak akan pernah menyerah. Ke mana pun Anna pergi. Arka pasti selalu mencari tahu dan mengikutinya. Tahun demi tahun berlalu. Anna  pun menikah dengan pilihan hatinya sendiri. Ia menikah demi mengejar usia. Orang tua dan adik-adiknya sering ribut karena Anna lama menikah. Akhirnya setelah bertemu calon suaminya. mereka menikah dan memiliki dua anak.

Arka juga begitu. Tak berhasil mendapatkan Anna, ia juga menikah dengan perempuan yang berbeda negara namun ia tak mempunyai anak dan tampaknya itu disengaja olehnya. Mungkin ia hanya mau memiliki anak jika dengan Anna saja. Segitu cintanya ia dengan Anna, namun Anna tak mempunyai keyakinan akan Arka. Arka bekerja di sebuah perusahaan pertambangan. Kehidupan keluarganya berlangsung biasa-biasa dan tampaknya ia memang tidak bahagia dengan istrinya. 

Babak baru tiba ketika puluhan tahun kemudian mereka bertemu. Kadar cinta di hati Arka tak pernah hilang. la tak sanggup melupakan Anna. la sangat yakin bahwa Anna suatu saat akan menjadi miliknya. Entah seperti apa keadaannya, ia tetap mendambakan Anna setiap saat.

“Aku yakin suatu saat kau jadi milikku. Engkaulah wanita yang paling tepat untukku” ujar Arka saat ia menelepon Anna

“Aku sudah menikah. Tak perlu kau bermimpi lagi.” ujar Anna dengan yakin.

“Tapi aku yakin dengan mimpiku. Jadi sebaiknya aku bersabar, aku pasti mendapatkanmu Anna!” jawab Arka dengan senang. 

“Tidak mungkin!” balas Anna. 

“Selama kita masih hidup dan punya harapan, pasti bisa. Aku tahu kamu juga tidak bahagia. Aku bisa melihatnya, kau pasti akan bahagia jika hanya bersamaku begitu pun aku Anna.” ucap Arka dengan semangat. 

“Sok tahu, dan aku ingin tahu kenapa kau selalu ingin denganku sih?” tanya Anna. 

“Aku hanya ingin mendapatkan kebahagiaanku sendiri. Aku yakin itu hanya ada pada dirimu.” ucap Arka.

“Kamu tidak tulus. Pasti karena ada mau busuknya kan?” ucap Anna seenaknya. 

“Busuk? Memangnya ada yang mau mengejar-ngejar sesuatu yang busuk? Kamu salah menduga Anna! Aku menyayangimu dengan sangat tulus!” ucap Arka dengan serius.

Anna terdiam mendengarnya.

Kehidupannya berjalan terus. Arka tetap menghubunginya. Andra semakin goyah. Benar apa kata Arka, Anna tidak bahagia dengan rumah tangganya. Suaminya egois dan kaku, la melakukan kekerasan di rumah tangganya membuat Anna sangat tersiksa. Sampai suatu ketika ia harus menerima kenyataan pahit karena suaminya meninggal dalam suatu tugas perusahaan. Ia diutus ke luar daerah dan pesawat yang

ditumpanginya terjatuh. Mungkin itu adalah karma untuknya.

Mengetahui suami Andra meninggal, Arka semakin intensif menceceri Anna. la malah merasa telah menjadi suami Anna. Tapi Anna tetap menolak meskipun Arka sering hadir ke rumahnya. Arka selalu menunjukkan kasih sayangnya.

Namun situasi rumah tangga Arka juga mengalami hal buruk. Istrinya ketahuan selingkuh dengan temannya. Itu sungguh menyakitkan. Akhirnya Arka memutuskan untuk bercerai dengan istrinya. Tekad Arka sudah bulat untuk menikahi Anna karena ia yakin hanya bersama Anna lah ia akan bahagia, begitu pun sebaliknya. Kini Anna tak bisa lagi berkelit, ia akhirnya setuju untuk menikah dengan Arka. Arka sangat bahagia mendengar persetujuan Anna untuk menikah dengannya. Keyakinannya bahwa Anna adalah jodohnya tidak sia-sia selalu ada harapan untuk doa-doa dan cinta yang tulus.

Di sisi lain Anna juga masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menemukan kebahagiaan sejati karena cinta suci yang tak bersyarat. Tuhan seakan menghapus kepahitan dan kesengsaraan Anna  dengan menghadirkan Arka dalam hidupnya.

Jakarta, 30 September 2024

“Cinta sejati adalah doa yang tak terucap, ia berdiam dalam hati, meresap dalam setiap helaan napas. Seperti Arka yang setia menanti, cinta yang tulus tak pernah usang dimakan waktu. Pada akhirnya, cinta akan kembali kepada mereka yang tak lelah menunggu, dengan jiwa yang penuh keyakinan, dan hati yang tanpa syarat.”

Katarina M.

Maaf Aku Tak MencintaimuMarie Liye

Maaf Aku Tak Mencintaimu

Marie Liye

Cukup lama aku mengenal pria itu. Seorang pria yang humoris dan pekerja keras bernama Adi Abiseka. Ia mencoba-coba untuk jatuh cinta padaku di penghujung usia muda puluhan tahun lalu. Aku hanya mencoba tertarik karena kecerdasannya, namun secara fisik dia bukan tipeku. Tapi, apa dikata, aku terlanjur menerima cintanya walau hatiku menolaknya. Akhirnya semua teruji. Tak sampai setahun, perasaanku mulai pudar dan tertarik pada pria lain.

Dalam setiap kebersamaan, aku perlahan-lahan mempelajarinya. Ternyata Adi pria yang menyenangkan dan berwibawa. Di sekolah ia merupakan seorang ketua osis yang dihormati, ia juga sangat rendah hati dan suka menolong. Ia adalah laki laki panutan di sekolah. Aku saja yang masih bandel. Tidak bisa menyipratkan cinta untuknya. Padahal aku sudah berupaya untuk jatuh cinta, namun tetap senang, aku melihat bagaimana ia sangat ambisius. Saat aku mulai dekat dengan senang, aku melihat ia sangat ambisius untuk memperjuangkan segala sesuatu. la bisa kuliah dan bekerja di waktu yang bersamaan.

Seluruh pekerjaan bisa dibabatnya terkadang tanpa kenal waktu. la mampu mengejar impiannya untuk mengumpulkan fulus demi fulus. Tentu saja dengan pengorbanan waktu dan fisik. Sedikit demi sedikit aku mulai tersisihkan karena mulai sibuk dengan kegiatanku untuk mencari pekerjaan yang lebih baik ke kota lain.

Lalu tiba saatnya, aku harus berpaling ke orang lain bernama Evan. Tidak ada paksaan dan perjanjian. Evan mulai mendekatiku dengan cara memikat perhatian kedua orang tua dan adik-adikku. Mereka semua sudah sangat terpikat dengan Evan dan dia pikir aku pun akan segera takluk padanya. Tapi itu tak mudah. Hatiku langsung patah begitu mendengar Evan bukanlah orang yang sabar dan begitu gampangnya tergoda wanita lain. Jadi, Adi dan Evan pun sama-sama lepas tanpa nada dan bekas. Oh, la, la.

Singkat kata, waktu berlalu dalam bilangan tahun demi tahun. Aku dan Adi tak pernah berkabar sampai suatu saat ia mendapat nomor WhatsAppku dari salah seorang adikku. la menghubungiku dengan mengungkap sedetil-detilnya keindahan yang pernah ia rasakan bersamaku. Sebegitu detail dan jelasnya padahal aku sudah nyaris melupakan semuanya. Bahkan ia sangat mengingat waktu pertama kali ia bersusah payah menciumku di tempat yang sebutkan dengan sedetailnya. Wow, betapa la sebenarnya sangat mencintaiku. Setelah tanya kabar sana-sini, akhirnya la berterus terang dan kembali bertanya  

“Dina, aku masih sehat, kok. Dengan kekuatan obat” ucap evan setelah aku mengangkat teleponnya. 

“Ha? Kekuatan obat? Apa maksudmu?” tanyaku was-was. 

“Sudah bertahun-tahun aku didera diabetes” balas Adi santai.

Tiba-tiba aku teringat semua gaya hidup dan cara kerjanya yang menggebu-gebu serta tak kenal istirahat. Itulah sebabnya aku tak perlu mengocehinya lebih dalam lagi.

“Oh begitu, tapi tetap jaga kesehatan, ya. Salam sehat selalu untukmu Adi.”

“Terima kasih. Tapi, Sayang, mengapa tak sedikit pun ada daya ingatmu untuk aku. “Apakah kamu sudah melupakan semua ternyata?”

“Maafkan aku. Aku memang sungguh lupa.”

“Kenapa kita tidak jadian, ya? Kenapa kita tidak menikah? Padahal mama dan adik-adikku sungguh menyukaimu”

Tak ada halangan di antara kami sebenarnya “Itu namanya tidak jodoh saja,” ucapku masih datar. Padahal, dalam hati aku ingin katakan bahwa aku tak pernah mencintainya. Cinta yang dibuat-buat akan terbang seketika tanpa bekas.

“Aku senang dengan pertemuan kita kali ini, walaupun kutahu kenangan kita tak mungkin terulang kembali. Lupakanlah!”

“Maafkan sekali lagi bila semuanya menjadi tidak nyaman dan sesuai dengan harapanmu aku mencoba membuatnya tidak bersedih.

“Tidak apa-apa. Hal terpenting aku telah sampaikan isi hatiku semuanya. Terlepas kamu suka atau tidak. Tapi, aku sudah puas dan tenang.

Seminggu setelah berbicara dengan Adi, aku menerima telepon dari saudara perempuannya.

“Dina, Mas Adi telah berpulang” ucap saudara perempuannya langsung saat aku mengangkat teleponnya.

“Apa?” ucapku tak percaya. Jantungku serasa berhenti berdegup. Tapi ups! Begitulah perjalanan hidup seseorang. Tak pernah bisa diduga garis akhirnya. Cepat atau lambat, semuanya berurusan dengan waktu saja. Aku tak pernah bisa mencintainya, tapi setidaknya aku telah minta maaf untuk cinta yang tak bisa kuberi sebagai seseorang yang istimewa. Ia hanya cocok bagiku sebagai sahabat yang baik. Cukup itu saja. Cermin itu retak, tetapi tetap masih dapat digunakan.

Selamat jalan, sahabatku, Adi Abiseka.

Surga yang indah telah menantimu di alam keabadian bersama sang Pencipta. Aku tak pernah bisa mencintainya, tapi setidaknya aku telah minta maaf untuk cinta yang tak bisa kuberi sebagai seseorang yang istimewa. la cocok bagiku sebagai sahabat yang baik. Cermin retak itu masih tetap bisa digunakan. 

15 juli 2024

“Cinta sejati tak selalu ditakdirkan untuk dimiliki, namun saat ia terbenam dalam hati, ia mengubah jiwa menjadi taman kenangan yang abadi. Tak mengapa jika kau tak bersama; kadang, sebuah keikhlasan adalah pelukan terakhir yang paling indah bagi perasaan yang tak pernah sempat dijahit oleh waktu.”

Marie Liye

PUISI

Cerita Pualam – Christine Natalie P. R

Pualam menoreh kakiku

Dengan dingin dan licin

Yang begitu semu

Lihatlah itu diriku

Bercermin pilu

Adakah mahluk di bawahku?

Hidupkah pualam itu?

Bukankah ia terbuat dari seonggok batu?

Nampaknya ia membisu

Dipaksa oleh hiruk pikuk

Pengunjung museum hari sabtu

Ceritakanlah kisahmu

Apakah ini yang kau mau

Menjadi ubin beku? Tidak.

Kau iri akan patung

Megah pajang dijamu

Di hadapan tamu

Sementara mereka menginjakmu

Sadarkah mereka Selama ini kau tempat berpijak?

Kuatkah dirimu?

Menahan mahluk fana

Yang menindas fana

Atau selama ini asamu sudah mati?

Makanya kau membisu?

Hening.

Jakarta, 20 Desember 2023

Aku (Tidak) Gila – Christine Natalie P. R.

Katakanlah teman,

Apakah melihat bayangan hitam di sudut ruangan Itu gila?

Bagaimana kalau aku mendengar seorang wanita tua membisikkan mantra

Gilakah juga? Oh, aku tahu! Aku tidak mungkin gila

Karena merasakan berat pada dada

Aku hanya masuk angin, bukan?

Atau kalau aku menemukan sebuah paku pada makan siangku Itu hanya kesalahan Mbah Inem kan?

Bukankah wajar kalau Bathtub-ku penuh darah

Pasti itu darah haidku

Meski aku belum datang bulan

Tentu tidak gila kalau seisi rumahku wangi bunga Kemenyan, Melati, Kamboja

Pasti itu ulah mama di kebonnya Belalah aku!

Katakanlah!

Belalah aku,

Pembaca! Katakanlah,

Hai Kamu!

Jangan diam saja,

Sialan! Aku… Tidak… Gila!

Mereka (tidak) menginginkan jiwaku!

Mereka (tidak) suka daging dan darahku!

Mereka (tidak) akan memakan ku hidup-hidup!

Benarkan?

Jakarta, 19 Desember 2023

Rumah-Rumah Abu – Christine Natalie P. R.

Wacanaku pindah ke kota anu

Karena di sini terlalu sesak bagiku

Debu dan abu melekat pada pintu

Tak ada ventilasi tuk harapanku

Aku Menatap pilu langit-langit kamarku

Bertabur bintang

Namun bukan anganku Dira …. bolehkah aku menginap di rumahmu?

Karena malam ini aku sesak kembali

Aku pengang dengan kegaduhan ini

Biarkan aku tidur di sofa ungumu

Setidaknya berisik TV tuamu lebih menghibur dibanding isi kepalaku

PRANG!!!

Obsesiku melampaui daya

Tak terbayang mengapa

Aku begitu kehilangan

Hal yang memang tidak pernah kupunya

Aku bertanya-tanya

Seperti apa memiliki keluarga

Ketika aku hanya menemukan … abu di sekitar rumahku

Abu di tiap kata-kata ayahku

Abu di tiap dinding dan keran kamar mandi

Abu di tiap mimpiku rumah-rumah abu adalah rumahku

Aku tak punya rumah Selain dukaku

PRANG!!!

Jakarta, 25 Desember 2021